Pohon Peneduh
Pohon
ini biasanya ditanam di pusat aktifitas sosial warga, khususnya pada
hari libur seperti di taman kota, alun-alun atau lapangan komplek
perumahan. Dengan adanya pohon besar dengan tajuk yang sangat luas untuk
menutupi panas, maka akan terasa udara yang sejuk sehingga
menstimulasinya warganya untuk betah bersosialisasi di Ruang Terbuka
Hijau. Selain itu, jenis pohon ini mempunyai karakteristik akar yang
sangat kuat dan menghujam ke dalam tanah dan menyebar di permukaan tanah
sehingga dapat menyerap dan menyimpan air dalam jumlah besar.
Pohon-pohon jenis ini tidak cocok untuk ditanam di trotoar jalan yang
sempit atau halaman rumah yang kecil karena perakarannya dapat merusak
lantai dan tembok.
Ciri-ciri jenis pohon peneduh raksasa ini adalah
- Rimbun atau rindang.
- Tajuk luas atau mampu menutupi area yang luas.
- Perawatan mudah, dapat tumbuh ditanah yang padat dan keras.
- Akar sangat kuat, dalam dan menyebar untuk menyerap dan menyimpan air.
1. Pohon Flamboyan : Pohon ini masa berbunganya memang tergolong jarang, sekali dalam setahun. Persisnya terjadi pada masa pancaroba, peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Saat itulah, bunganya bermekaran. Namun, karena tampilannya yang luar biasa menawan, orang selalu menanti dan merindukan kehadiran bunganya. Namun demikian, ukuran pohon ini tidak sebesar pohon ke-2 dan ke-3.
2. Pohon Trembesi (Gambar
paling atas) : Pohon ini tergolong pohon raksasa dan banyak dijumpai di
Indonesia. Saya pernah melihatnya di Istana Negara jalan merdeka utara
dan menurut informasi pohon ini sudah ratusan tahun karena pohon ditanam
9 tahun sebelum istana negara di bangun oleh Belanda pada tahun 1870.
Pohon ini juga bisa anda lihat di jalan Dago, di depan SMAK Dago dan SMA
Negeri 1 Bandung (bukan yang pohon beringinnya, bisa dibedakan dari
bentuk batang dan rantingnya yang melebar ke samping). Pohon ini disebut
juga sebagai pohon Ki Hujan.
Kalo di perbatasan kota Surabaya - Gresik, Sewaktu saya kecil, pohon ini sering saya jumpai di sekitar telaga (danau kecil) karena di daerah sana , tidak ada air tawar maupun PAM, semua air sumur asin (kadang payau) sehingga tidak nyaman untuk dibuat mandi. Penduduk asli pada jaman dahulu, membuat telaga-telaga untuk menampung air hujan sebagai persediaan pada saat musim kemarau.
Pohon ini menurut penelitian (nanti ada blognya), merupakan pohon yang mampu menyerap CO2 48x lebih banyak di banding pohon-pohon lain seperti pohon beringin, mahoni, angsana dan lainnya. Jadi menanam 1 pohon ini = 48x menanam pohon lainnya dilihat dari sisi penyerapan CO2.
Kalo di perbatasan kota Surabaya - Gresik, Sewaktu saya kecil, pohon ini sering saya jumpai di sekitar telaga (danau kecil) karena di daerah sana , tidak ada air tawar maupun PAM, semua air sumur asin (kadang payau) sehingga tidak nyaman untuk dibuat mandi. Penduduk asli pada jaman dahulu, membuat telaga-telaga untuk menampung air hujan sebagai persediaan pada saat musim kemarau.
Pohon ini menurut penelitian (nanti ada blognya), merupakan pohon yang mampu menyerap CO2 48x lebih banyak di banding pohon-pohon lain seperti pohon beringin, mahoni, angsana dan lainnya. Jadi menanam 1 pohon ini = 48x menanam pohon lainnya dilihat dari sisi penyerapan CO2.
3. Pohon Beringin :
Pohon ini dianggap keramat di beberapa negara dan tempat karena
ukurannya yang besar, rimbun dan terdapat akar-akar gantung yang
bermunculan sehingga memunculkan kesan angker. Pohon ini banyak saya
jumpai di alun-alun kota-kota di Jawa seperti Malang, Jogjakarta dan di
tempat peribadatan umat hindu di Bali.
Silakan anda diskusikan dengan warga
anda di komplek perumahan untuk memilih salah satu dari pohon yang saya
sebutkan tadi, dan mari kita berkontribusi menciptakan bumi yang lebih
sejuk, mengurangi polusi dan gas rumah kaca, serta menyimpan cadangan
air tanah. Save the earth !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar