Minggu, 21 Oktober 2012

Pohon Peneduh

Pohon Peneduh 

Pohon ini biasanya ditanam di pusat aktifitas sosial warga, khususnya pada hari libur seperti di taman kota, alun-alun atau lapangan komplek perumahan. Dengan adanya pohon besar dengan tajuk yang sangat luas untuk menutupi panas, maka akan terasa udara yang sejuk sehingga menstimulasinya warganya untuk betah bersosialisasi di Ruang Terbuka Hijau. Selain itu, jenis pohon ini mempunyai karakteristik akar yang sangat kuat dan menghujam ke dalam tanah dan menyebar di permukaan tanah sehingga dapat menyerap dan menyimpan air dalam jumlah besar. Pohon-pohon jenis ini tidak cocok untuk ditanam di trotoar jalan yang sempit atau halaman rumah yang kecil karena perakarannya dapat merusak lantai dan tembok.

Ciri-ciri jenis pohon peneduh raksasa ini adalah
  1. Rimbun atau rindang.
  2. Tajuk luas atau mampu menutupi area yang luas.
  3. Perawatan mudah, dapat tumbuh ditanah yang padat dan keras.
  4. Akar sangat kuat, dalam dan menyebar untuk menyerap dan menyimpan air.
Dari hasil melihat-lihat pepohonan dan membaca literatur di internet, maka dipilih pohon-pohon berikut ini:




1. Pohon Flamboyan : Pohon ini masa berbunganya memang tergolong jarang, sekali dalam setahun. Persisnya terjadi pada masa pancaroba, peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Saat itulah, bunganya bermekaran. Namun, karena tampilannya yang luar biasa menawan, orang selalu menanti dan merindukan kehadiran bunganya. Namun demikian, ukuran pohon ini tidak sebesar pohon ke-2 dan ke-3.


2. Pohon Trembesi (Gambar paling atas) : Pohon ini tergolong pohon raksasa dan banyak dijumpai di Indonesia. Saya pernah melihatnya di Istana Negara jalan merdeka utara dan menurut informasi pohon ini sudah ratusan tahun karena pohon ditanam 9 tahun sebelum istana negara di bangun oleh Belanda pada tahun 1870. Pohon ini juga bisa anda lihat di jalan Dago, di depan SMAK Dago dan SMA Negeri 1 Bandung (bukan yang pohon beringinnya, bisa dibedakan dari bentuk batang dan rantingnya yang melebar ke samping). Pohon ini disebut juga sebagai pohon Ki Hujan.

Kalo di perbatasan kota Surabaya - Gresik, Sewaktu saya kecil, pohon ini sering saya jumpai di sekitar telaga (danau kecil) karena di daerah sana , tidak ada air tawar maupun PAM, semua air sumur asin (kadang payau) sehingga tidak nyaman untuk dibuat mandi. Penduduk asli pada jaman dahulu, membuat telaga-telaga untuk menampung air hujan sebagai persediaan pada saat musim kemarau.

Pohon ini menurut penelitian (nanti ada blognya), merupakan pohon yang mampu menyerap CO2 48x lebih banyak di banding pohon-pohon lain seperti pohon beringin, mahoni, angsana dan lainnya. Jadi menanam 1 pohon ini = 48x menanam pohon lainnya dilihat dari sisi penyerapan CO2.

3. Pohon Beringin : Pohon ini dianggap keramat di beberapa negara dan tempat karena ukurannya yang besar, rimbun dan terdapat akar-akar gantung yang bermunculan sehingga memunculkan kesan angker. Pohon ini banyak saya jumpai di alun-alun kota-kota di Jawa seperti Malang, Jogjakarta dan di tempat peribadatan umat hindu di Bali.

Silakan anda diskusikan dengan warga anda di komplek perumahan untuk memilih salah satu dari pohon yang saya sebutkan tadi, dan mari kita berkontribusi menciptakan bumi yang lebih sejuk, mengurangi polusi dan gas rumah kaca, serta menyimpan cadangan air tanah. Save the earth !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar