Fungsi Tanaman Dalam
Lanskap
Tanaman dalam elemen lanrkap memiliki karakteristik hortikultura seperti bentuk tinggi dan lebar, bercabang, berbunga dan berdaun serta tanaman mempunyai kualitas desain seperti dari bentuk, warna, tekstur dan berkelompok. Tanaman dalam elemen lanskap meliputi pohon, rumput, tanaman penutup tanah, atau semak atau perdu. Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang memiliki keunggulan karena keunikan atau keindahan daun-daunnya. Tanaman penutup tanah seperti semak adalah tanaman yang pertumbuhannya rendah. Menurut Sydnor (dalam Nudia 2007), fungsi penggunaan tanaman merupakan suatu pendekatan baru dalam memecahkan permasalahan lanskap. Fungsi dari penggunaan tanaman dalam lanskap meliputi :
1.
Fungsi Estetika Tanaman
Fungsi
estetika tanaman digunakan untuk memberikan keindahan dan kenyamanan. Estetika
tanaman dapat memberikan seni hidup untuk meningkatkan kualitas
visuallingkungan dengan penampilan warna, dan bentuk arsitektur taman. Bila
ditempatkan sebagai dinding atau pagar, tanaman dapat menciptakan daya tarik
dari bayangan ranting dan daun-daun. Tanaman dapat sebagai latar tanaman
lainnya dan dapat diatur untuk visual obyektif dan structural.
2.
Fungsi Arsitekturistik Tanaman
Tanaman
dapat digunakan untuk membentuk dinding, lantai dari perbedaan pertumbuhan dan
karakteristik daun-daunnya. Semak-semak dapat menciptakan dinding atau
menyaring atau penghalang pandangan yang dapat memberikan perlindungan. Tanaman
penutup tanah dengan daun-daun dan karakteristik teksturnya yang seragam memberikan
nuansa seperti lantai arsitektural.
3.
Fungsi Tanaman Secara Teknis
Fungsi
tanaman secara teknis yaitu dapat menghalau serta melembutkan cahaya matahari
di permukaan dan di dalam air, dapat menghalau cahaya kendaraan dan jalan.
Tanaman yang banyak ranting dan daun dapat menyerap dan mengurangi kebisingan.
Menurut Nazaruddin (1996), tanaman semak merupakan jenis tanaman yang agak
kecil dan rendah, serta pertumbuhannya cenderung merambat atau melebar.
Jenistanaman semak hias adalah lidah mertua (Sanseviera trifasciata), tricolor
(Dracaenamarginata, nusa indah (Mussaenda philippica) Peraturan Daerah Kota
Surabaya No. 7 Tahun 2002 menjelaskan, bahwa semak hias adalah tanaman yang
pertumbuhan optimal batangnya mempunyai garis tengah maksimal 5 cm, dengan ketinggian
2 meter.
4.
Tanaman Sebagai Penyerap Polutan
Tanaman
yang ditanam pada jalur hijau jalan di perkotaan dimaksudkan untuk memenuhi
beberapa fungsi antara lain, fungsi untuk memperbaiki iklim mikro, yaitu
menurunkan suhu, meningkatkan kelembapan udara dan menurunkan intensitas sinar
matahari. Sedangkan fungsi secara teknis adalah untuk mengurangi dan menurunkan
tingkat pencemaran udara dengan cara menyerap polutan (Carpenter, Walker
danLanphear, 1975 dalam Nugrahani, 2005). Menurut Arifin (1999) bahwa tanaman
yang mempunyai daya serap polutan paling tinggi yaitu mahoni, angsana dan
bogenvilll karena ketiga tanaman tanaman ini memperlihatkan pertumbuhan tajuk
cukup baik, tingkat kerusakan daunnya rendah dan mempunyai daya tahan yang
cukup baik terhadap kondisi udara. Dari penelitian Ramadan (2006) menujukkan
bahwa ketiga spesies tanaman yang toleran terhadap pencemaran udara adalah
tanaman Sono (Pterocarpus indicus), Glodogan (Polyalthia longifolia), Beringin
(Ficus benjamina). Sedangkan penelitian Arifin (1999) terhadap tanaman tepi
jalan di kota Malang menunjukkan kemampuan tanaman dalam menurunkan tingkat
pencemaran udara, tanaman yang memiliki daya tahan dan kapasitas tersebut
adalah Mahoni, Angsana dan Bougenvillea.
Unsur Desain Lansekap
Unsur desain lanskap adalah komponen atau elemen taman
yang disusun sehingga didapatkan suatu karya taman yang indah, menarik dan menyenangkan, yang
secara fungsional berguna dan menghasilkan
suatu keindahan visual. Dengan kata lain unsur desain lanskap akan
memberikan gaya/corak dan suasana tertentu dari sebuah taman. Kata desain
dikenal juga sebagai, pola, skema, rancangan dan rencana. Mendesain berarti
membuat pola, skema, merancang dan merencana. Dengan pengertian lain mendesain adalah suatu seni untuk menghasilkan
karya yang indah, menarik dan
memuaskan. Mendesain berarti suatu seni untuk menghasilkan suatukarya taman
yang indah, menarik dan memuaskan (Suharto, 1994).
Tujuan
desain adalah terciptanya suatu karya yang memuaskan, menyenangkan hati pemakai
atau users. Desain dimulai dari suatu konsep/gagasan/ide dengan mempertimbangkan
aspek fungsi yaitu penekanan dari pemanfaatan benda yangdigunakan dan aspek
estetika yaitu usaha untuk menghasilkan suatu keindahan visual, kemudian
diterjemahkan oleh pembuat atau pelaksana. Sehingga terciptalah suatu karya
desain yang diharapkan dapat disukai `tau dinikmati oleh setiap orang atau warga.
Unsur keindahan visual dapat diperoleh melalui desain bentuk dan warna yang memiliki
sifat dan karakter sehingga dapat mempengaruhi kesan dan suasana ruang yang
diciptakan. Ruang merupakan suatu wadah yang tidak nyata, akan tetapi dapat dirasakan
keberadaannya oleh manusia. Ruang terbuka selalu terletak di luar massa
bangunan, dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang atau warga dan memberi
kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan.
1.
Unsur Desain Bentuk
Bentuk
merupakan unsur desain taman yang paling dikenal dan banyak penggunaannya. Ada dua macam bentuk utama,
yaitu bentuk geomatris dan bentuk nongeomatris/nonformal atau organik. Bentuk
adalah sebuah benda tiga dimensi yang dibatasi bidang datar, bidang dinding dan
bidang pengatap. Bentuk sebuah benda dapat dibedakan dalam kategori bentuk alami
dan bentuk binaan (buatan manusia). Dari penampilannya, dapat dibagi menjadi
bentuk geomatris/ formal dan bentuk nongeomatris/non formal/tidak teratur.
Bentuk
visual ruang, dimensi dan skalanya, kualitas cahaya semua tergantung dari
persepsi kita akan batas-batas ruang yang ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya (Ching, 2000). Penataan tanaman
tepi jalan yang difungsikan untuk mengurangi polusi udara dan bising memiliki
ciri : toleran terhadap polusi udara, mempunyai kemampuan tinggi menyerap polutan,
ditanam dekat tepi jalan, penanaman yang efektif mengurangi polutan atau bising
terdiri atas beberapa lapis semak dan dikombinasi dengan dinding penahan suara
(Nasrullah, 1999). Bentuk dalam keindahan, suatu desain dapat dilihat dari
sudut keindahan bentuknya dan keindahan ekspresinya. Keindahan suatu bentuk
menyangkut pertimbangan tentang prinsip-prinsip desain, yaitu adanya
keteraturan, keterpaduan, keseimbangan, irama, proporsi dan skala (Suharto,
1994)
2.
Unsur Desain Warna
Dalam
perancangan suatu taman unsur desain warna diwujudkan dalam penentuan warna
tanaman pada bagian daun, batang, bunga, dan buah. Penyajian gambar rancangan
dalam tata warna diperlukan sebagai tambahan nilai jual serta sebagai aksentuasi
rancangan. Pewarnaan dalam gambar rancangan sebaiknya disesuaikan dengan
rencana pelaksanaan. Menurut Ching (2000) warna merupakan fenomena pencahayaan
dan persepsi visual yang menjelaskan persepsi individu dalam corak, intensitas
dan nada. Warna adalah atribut yang paling menyolok membedakan suatu bentuk
dari lingkungannya sehingga warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk.
Warna
dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok warna primer, sekunder dan
tersier. Warna primer ,disebut juga dengan warna pokok, terdiri dari
merah,kuning dan biru. Sedangkan kelompok warna yang lain
merupakan campuran warna pokok yang menghasilkan warna lain. Warna
tersebut dapat dipadukan menjadi satu kesatuan
perpaduan warna. Monokromatis adalah perpaduan warna-warna dalam satu jeis
keluarga warna, misalya merah, merah muda,merah tua. Analogis adalah perpaduan
warna yang saling berdekatan dalam lingkaran warna, misalnya kuning,
hijau dan biru. Sedangkan komplementer adalah perpaduan warna-warna saling bertentangan atau berlawanan dalam
lingkaran warna misalnya kuning dipadu dengan ungu, merah dipadu dengan hijaudan
sebagainya (Nugrahani, 2001).
DAFTAR
PUSTAKA
Adiputro,
Karliansyah, dan H.D. Wardhana, 1995. Klorofil Tumbuhan SebagaiBioindikator
Pencemaran Udara, Jurnal Lingkungan dan Pembangunan, 5 (2): 233 – 248.
Arifin,
1999. Analisis Potensi Absorbsi Gas PbO Beberapa Jenis Tanaman Di JalanProtokol
Malang, Habitat, 105 (10): 60 – 65.
Arifin,
Hadi S., 2006. Taman Instan, Penebar Swadaya, Penebar Swadaya,Jakarta, 140 Hal.
Arifin,
Hadi S., 2007. 22 Desain Taman Mungil, Penebar Swadaya, Jakarta, 92 Hal.